Jumat, 08 Mei 2015

Kami Berzina Sebelum Menikah, Bagaimana Cara Bertaubat?

Seorang muslimah yang baru saja menikah bertanya kepada Syaikh Ahmad Kutty tentang cara bertaubat dari zina yang ia lakukan sebelum menikah, bersama dengan pria yang kini menjadi suaminya. Pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan itu kemudian dilansir di rubrik konsultasi syariah di situs OnIslam.net, Sabtu (8/2) lalu.
Pertanyaan Assalamu’alaikum. Saya seorang muslimah yang baru saja menikah. Namun... sebelum menikah, saya telah berhubungan intim dengan pria yang kini menjadi suami saya. Saya sadar telah melakukan dosa, dan saya ingin bertaubat. Apakah Allah akan mengampuni saya? Apa yang harus saya lakukan agar Allah mengampuni saya? Mohon bantuannya.

Jawaban Syaikh Ahmad Kutty, Ulama dan Guru Besar Institut Islam Toronto Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah
Saudariku, pertama-tama, kami ingin mengatakan bahwa kami terkesan dengan pertanyaan Anda. Semoga Allah SWT membantu kita semua mematuhi prinsip-prinsip agama yang benar ini, Islam, dan mentakdirkan kita untuk menjadi salah satu penghuni surga di akhirat kelak, Aamiin.
Membaca pertanyaan Anda, saudari kita tercinta, kami meyakini bahwa Anda sedang berada di atas jalan taubat dan kami berdoa Allah menerima taubat Anda dan memberkahi hidup Anda. Anda tidak boleh kehilangan harapan untuk mendapatkan rahmat Allah. Ketika Anda memang melakukan dosa besar, Anda harus bertobat dengan sangat serius dan segera. Bersegeralah kembali kepada Allah dan mohonlah ampunanNya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53)

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An- Nisa ' : 17 )

Jika Anda Anda berdua sungguh-sungguh bertaubat atas dosa zina yang Anda lakukan berdua, insya Allah Anda akan diampuni.

Allah berfirman,

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? (QS. At- Taubah : 104)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. رواه الترمذي
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima taubat hambaNya selagi nyawa belum sampai di tenggorokan.” (HR.Tirmidzi)

Taubat nasuha, tidak hanya mengucapkan, “Rabbighfirli” atau “Astaghfirullahal adzim." Taubat nasuha dimulai dari penyesalan hati yang paling dalam, merasa bersalah karena telah bermaksiat dan berdosa kepada. Kedua, orang yang bertaubat harus sungguh-sungguh menahan diri dari mendekati dosa itu serta dari hal-hal yang dapat mengantarkannya kepada dosa tersebut. Ketiga, orang yang bertaubat harus berkomitmen untuk tidak mengulangi hal yang sama di masa depan, dan kita juga harus melakukan amal kebaikan sebanyak mungkin untuk menghapus dosa di masa lalu.

Setelah menjalankan langkah-langkah di atas, kita dapat berharap untuk mendapatkan ampunan Allah karena Dia Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Di samping itu, penting untuk diketahui bahwa jika seseorang telah berbuat dosa di masa lalu, ia harus terus waspada, dan ingat bahwa Allah melihat semua yang kita lakukan. Ia harus mencoba untuk memvisualisasikan surga dan neraka seolah-olah surga dan neraka itu berada di depan kita. Itulah cara untuk mengendalikan nafsu.

Akibat Buruk Perbuatan Zina Dan Bagaimana Jalan Taubat Dari Zina


                             
Kerusakan Yang Diakibatkan Zina
Zina merupakan kerusakan besar, keburukan nyata, dan pengaruhnya begitu besar yang mengakibatkan berbagai kerusakan, baik terhadap orang yang melakukan maupun terhadap masyarakat secara umum.
Mengingat perbuatan zina ini sudah sering terjadi, demikian juga penyebabnya pun sudah tersebar dimana-mana, maka berikut ini kami akan berusaha menghadirkan beberapa dampak negatif dari perbuatan kotor ini, serta berbagai kemudharatan dan kerusakan yang diakibatkannya.

1. Dalam perbuatan zina tekumpul semua jenis keburukan, seperti lemahnya agama, hilangnya ketakwaan, hancurnya kesopanan, lenyapnya rasa cemburu, dan terkuburnya akhlak terpuji.
2. Perbuatan zina dapat membunuh rasa malu sehingga menjadikan seseorang tebal muka atau tidak tahu malu.
3. Perbuatan zina mempengaruhi keceriaan wajah sehingga menjadikannya kusam, kelam, dan tampak layu bagaikan orang yang mengalami kesedihan mendalam. Di samping itu, zina dapat memicu kebencian yang bisa disaksikan oleh orang yang melihatnya.
4. Perbuatan zina mengakibatkan kegelapan dan hilangnya cahaya hati.
5. Perbuatan zina menjatuhkan bahkan menghilangkan harga diri pelakunya, menjatuhkan derajatnya di hadapan sang Pencipta dan seluruh makhluk-Nya, serta menghilangkan sebutan hamba yang berbakti, ’afif (pemelihara kehormatan diri), dan orang yang adil. Bahkan sebaliknya, orang banyak akan menjulukinya sebagai hamba yang jahat, fasik, pelacur, dan pengkhianat.
6. Sifat liar yang dicampakkan Allah ke dalam hati pezina merupakan teman akrab yang tampak jelas pada wajah pelakunya. Pada wajah orang yang ‘afif akan terlihat keceriaan, pada hatinya terdapat keramahan, dan semua yang duduk bersamanya akan merasa senang, sedangkan pada wajah pezina malah terlihat sebaliknya.
7. Orang akan melihat seorang pezina dengan pandangan yang meragukan, penuh dengan khianat. Tidak ada seorang pun yang akan percaya tentang kehormatan yang diraihnya dan anak yang dimilikinya.
8. Bau busuk yang keluar dari tubuh seorang pezina dapat dicium oleh setiap orang yang berhati bersih dan selamat. Bau busuk tersebut berhembus dari mulut dan badannya.
9. Perbuatan zina akan mengakibatkan hati yang sempit dan perasaan tertindas. Para pezina akan diperlakukan dengan perlakuan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Siapa saja yang menginginkan kenikmatan hidup dengan keindahannya, tetapi ia meraihnya dengan cara bermaksiat kepada Allah, maka Allah pasti akan mengadzabnya dengan kebalikan apa yang diinginkannya. Sesungguhnya, semua kenikmatan yang ada di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan cara mentaati perintah-Nya. Allah sama sekali tidak pernah menjadikan suatu kemaksiatan sebagai penyebab untuk memperoleh kebaikan.
10. Orang yang melakukan perbuatan zina berarti telah mengharamkan dirinya untuk menikmati bidadari Surga di tempat-tempat indah dalam surga ’Adn
11. Perbuatan zina dapat membuat orang berani memutuskan tali shilaturahim, durhaka terhadap orang tua, menghasilkan harta yang haram, membuahkan akhlak tercela, serta menelantarkan keluarga dan keturunan. Kadang-kadang zina dapat menyeret pelakunya untuk melakukan pembunuhan. Bisa jadi untuk melakukan niat jahat itu, ia bekerja sama dengan tukang sihir sehingga menyeretnya ke dalam perbuatan syirik baik ia ketahui maupun tidak. Sebab, perbuatan zina tidak akan sempurna kecuali dengan melakukan kemaksiatan lain yang sebelumnya dan yang dilakukan bersamaan dengannya sehingga akan mengakibatkan munculnya berbagai macam maksiat lainnya. Perbuatan ini dikelilingi oleh berbagai kemaksiatan sebelum dan sesudahnya. Maksiat inilah yang paling cepat menyeret seseorang kepada kesengsaraan dunia dan akhirat serta merupakan penghalang yang paling kuat untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
12. Perbuatan zina menghilangkan kehormatan seorang gadis dan menyelimutinya dengan kehinaan, yang tidak hanya di tanggung seorang diri, tapi juga akan mencemari kehormatan keluarganya. Rasa hina itu akan berpengaruh terhadap keluarga, suami dan kerabatnya, sehingga membuat kepala-kepala mereka tertunduk malu di tengah masyarakat.
13. Kehinaan yang dirasakan oleh orang yang dituduh berbuat zina lebih menyayat dan lebih kekal dibandingkan dengan kehinaan yang dirasakan oleh orang yang dituduh berbuat kafir. Sebab jika seorang yang bertaubat dari perbuatan kufur, justru akan dapat menghilangkan rasa hina di tengah masyarakat, tidak meninggalkan bekas pada masyarakat yang dapat menjatuhkan derajat orang seperti dirinya di hadapan orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam.
Lain halnya dengan perbuatan zina, sebab setelah bertaubat dari perbuatan ini –walaupun pelakunya secara agama sudah bersih dan dengan taubat itu pula adzab akhirat yang akan diterimanya sudah terangkat- masih meninggalkan bekas yang sangat mendalam di dalam hati, harga dirinya di mata masyarakat yang tidak pernah melakukan perbuatan tersebut jadi berkurang sesuai dengan kadar perbuatan zina yang ia lakukan.
Lihatlah seorang wanita yang disebut sebagai pezina, bagaimana kaum pria menjauh dan tidak mau menikahinya walaupun ia telah bertaubat. Demi menghindari aib yang dahulu telah mencoreng harga dirinya, mereka pun lebih mengutamakan menikah dengan wanita kafir yang sudah masuk Islam, daripada menikah wanita yang besar dalam agama Islam, namun ia melakukan perbuatan zina.
16. Perbuatan zina merupakan kejahatan moral terhadap anak. Perbuatan zina juga menyebabkan munculnya seorang anak yang miskin kasih sayang yang bisa mengikatnya. Selain merupakan kejahatan terhadap anak yang dilahirkan, zina juga memaksa anak tersebut hidup hina dalam masyarakat dan membuatnya merasa terpojok dari setiap sudut. Perasaan seperti ini muncul sebab pada umumnya masyarakat meremehkan anak zina, nurani mereka mengingkarinya, dan mereka tidak memandangnya dari segi kemasyarakatan sebagai pelajaran. Apakah dosa anak ini ? hati siapakah yang begitu tega membuatnya seperti ini ?
17. Perbuatan zina yang dilakukan seorang pria pezina, dapat menghancurkan wanita baik-baik yang terpelihara dan menjerumuskannya pada jurang kehancuran dan kenistaan.
18. perbuatan zina dapat memicu munculnya berbagai permusuhan dan mengobarkan api balas dendam antara keluarga wanita dengan laki-laki yang menzinainya. Hal itu disebabkan oleh api cemburu terhadap harga diri keluarga. Tatkala seseorang melihat salah seorang pezina telah berbuat lancang terhadap istrinya, api cemburu yang ada dalam dadanya akan membara sehingga dapat memicu terjadinya saling bunuh dan menyebarnya peperangan. Sebab, pencorengan terhadap harga diri seorang suami dan kerabat lainnya dapat membuat malu dan menodai kehormatan mereka. Seandainya seorang suami mendengar bahwa salah satu keluarganya terbunuh, niscaya kabar itu lebih ringan baginya daripada mendengar bahwa istrinya telah berbuat zina.
Sa’ad bin ’Ubadah radliyallahu’anhu berkata, ”Seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama istriku, tentu aka akan memenggal lehernya dengan pedang tanpa kumaafkan”.
Kalimat itupun sampai kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, lantas beliau pun bersabda:
”Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripada Sa’ad dan Allah lebih cemburu daripada aku. Karena kecemburuan Allah tersebutlah, makadi haramkan segala bentuk kekejian yang tampak maupun yang tersembunyi” (HR. Bukhori (5223) dan Muslim (2761))
Lain halnya dengan orang yang membenci perzinaan, menjauhinya, serta tidak rela hal itu terjadi terhadap yang lainnya. Gambaran seperti ini akan memberikannya kewibawaan dalam hati anggota keluarganya dan akan membantu menjadikan rumahnya bersih dan terjaga dari hal-hal buruk.
19. perbuatan zina memberi dampak negatif terhadap kesehatan jasmani pelaku yang sulit diobati atau disembuhkan, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup pelakunya. Perbuatan itu akan memicu munculnya berbagai penyakit, seperti AIDS, penyakit sifilis, penyakit herpes, penyakit kelamin, dan penyakit kotor lainnya.
Beberapa pihak telah mengklaim bahwa penyebab terbesar mewabahnya penyakita AIDS adalah karena sex bebas atau dengan kata lain zina. Seperti di Subang, di klaim bahwa AIDS 73% disebabkan oleh perilaku sex bebas remaja[2], bahkan di Kupang sampai 98% penyebab mewabahnya AIDS adalah karena sex bebas[3].
20. Perbuatan zina merupakan penyebab hancurnya suatu ummat. Sudah menjadi sunnatullah terhadap hamba-Nya bahwa ketika perbuatan zina muncul ke permukaan bumi, Allah azza wa jalla marah dan kemarahan-Nya pun semakin besar sehingga pasti akan mengakibatkan terjadinya balasan berupa bencana di atas muka bumi.
Ibnu Mas’ud Radliyallahu’anhu berkata: ”Tidaklah tampak perbuatan memakan riba dan perzinaan dalam suatu negeri, melainkan Allah mengizinkan kehancurannya.”
Ingatlah, Suatu Perbuatan Akan Dibalas Sesuai Dengan Jenis Perbuatan Tersebut[4]
Kalimat judul poin ini adalah suatu kaidah syar’iyyah dan sunnatullah yang tidak akan pernah berganti. Allah ta’ala akan membalas seseorang sesuai dengan perbuatannya.
Wahai saudaraku….apakah Anda mengira bahwa orang yang mengumbar syahwatnya tanpa ada aturan dan tatanan akan selamat dari adzab Allah? Tidak. Minimal ia akan mendapatkan adzab seperti yang terkandung dalam kaidah di atas. Coba Anda dengarkan ungkapan Imam Asy-Syafi’i rahimahullah:
Jagalah kehormatan kalian, niscaya istri-istri kalian akan terjaga dari perbuatan haram
Hindarilah segala yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim
Zina adalah hutang, Jika Engkau mengambilnya hutang
Maka, Ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota keluargamu
Barangsiapa berzina, akan dizinai meskipun di dalam rumahnya
Camkanlah, jika engkau termasuk orang yang berakal
Barangsiapa yang berusaha mengoyak kehormatan orang lain, maka dimungkinkan ia akan melihat hal serupa menimpa pada anak perempuan atau saudara perempuannya. Barangsiapa yang tidak mempedulikan larangan-larang Allah, bisa saja (berakibat) istrinya mengkhianatinya. Dan wanita mana saja yang melakukan hal itu, maka dimungkinkan ia akan melihat hal serupa menimpa pada anak perempuan atau anak keturunannya –semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjauhkan kita semua dari segala bencana-.
Menuju Taubat Dari Perbuatan Zina[5]
Setelah kita mengetahui besarnya kejahatan dosa zina serta pengaruhnya yang dapat menghancurkan pribadi dan masyarakat, maka perlu sekali diperhatikan kewajiban untuk bertaubat dari perbuatan ini. Wajib bagi mereka yang terperosok ke dalam lembah perzinaan, yang menjadi penyebab ataupun yang membantu terjadinya perbuatan itu, untuk segera bertaubat kepada Allah dengan taubat sebenarnya. Berikut ini beberapa poin cara bertaubat dari perbuatan zina:
1. Hendaklah mereka menyesali apa yang pernah mereka lakukan dan tidak kembali lagi pada perbuatan tersebut walaupun sangat memungkinkan.
2. Tidak harus bagi mereka yang terperosok dalam lembah perzinaan, baik laki-laki ataupun perempuan untuk menyerahkan diri dan mengakui perbuatan dosa yang dilakukannya. Bahkan, cukup baginya dengan bertaubat kepada Allah dan menutup aib dirinya dengan tabir Allah azza wa jalla.
3. Jika orang yang berzina tadi masih menyimpan gambar pasangannya, rekaman suara, atau fotonya, maka hendaklah ia melepaskan diri dari itu semua. Apabila gambar atau rekaman suara tadi sudah diberikan kepada orang lain, maka hendaklah ia tidak memintanya kembali dan segera menyelamatkan diri darinya bagaimanapun caranya.
4. Apabila seorang wanita pernah direkam atau difoto, kemudian ia khawatir masalahnya akan tersebar, maka hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah ta’aladan tidak menjadikan hal itu sebagai penghalang antara dirinya dengan Allah ta’ala.
Bahkan, wajib baginya bertaubat kepada Allah. Janganlah ia terpengaruh oleh ancaman dan intimidasi orang lain. Allah subhanahu wa ta’ala yang akan mencukupi dan menguasai dirinya. Sungguh orang yang mengancamnya hanyalah pengecut dan penakut. Orang ini akan membongkar kejelekannya sendiri apabila menyebarkan gambar-gambar dan rekaman suara yang ada padanya.
Lalu apakah yang akan terjadi apabila ia melaksanakan ancaman itu? Manakah yang lebih mudah antara terbongkarnya kejelekan di dunia yang disertai dengan taubat nasuha ataukah terbongkarnya kejelekan di depan seluruh ummat yang menyaksikan pada hari Kiamat sehingga setelah itu ia masuk Neraka yang merupakan sejelek-jelek tempat?
5. Apabila perempuan tadi khawatir aibnya akan tersebar, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam menggapai taubat adalah meminta bantuan kepada salah seorang keluarga laki-laki yang bisa diandalkan untuk menolongnya agar terlepas dari kemaksiatan yang pernah dilakukannya. Mungkin saja bantuan keluarga itu dapat berguna dan bermanfaat baginya.
Kesimpulannya, barangsiapa yang terperosok ke dalam kubangan dosa ini hendaklah segera bertaubat dengan sebenar-benar taubat, menyerahkan semuanya kepada Allah, dan memutuskan hubungan dengan semua yang dapat mengingatkannya pada perbuatan itu. Kemudian, hendaklah ia menyesali semua yang telah dilakukannya di hadapan Rabb-nya, dengan penuh tawadlu’, merendahkan diri, dan menyerahkan semuanya kepada-Nya. Semoga dengan begitu, Allah azza wa jalla berkenan menerima taubatnya, mengampuni dosa-dosa yang pernah dilakukannya, dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan.
Allah ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ لاَيَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ وَلاَيَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَلاَيَزْنُونَ وَمَن يَّفْعَلْ ذَلِكَ يَلقَ أَثَامًا {68} يُضَاعَفُ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا {69} إِلاَّ مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {70}

”Dan orang-orang yang tidak menyembah Ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqon: 68-70)

Sabtu, 10 Mei 2014

BAGAIMANA JIKA

Bukankah sering terjadi dalam hidup kita. Janji bertemu telah dibuat sejak lama. ‘Tepat waktu’ menjadi headline-nya. Lantas entah apa alasannya, orang yang berjanji dengan kita justru datang terlambat. Lalu kita mulai menduga-duga, bahwa ia bukan orang yang disiplin, bahwa ia pasti seorang yang tidak berkomitmen, tidak serius, dan seterusnya. Dan kita tidak merasa perlu lagi untuk menanyakan alasan yang sebenarnya. 
Bagaimana jika ternyata, orang itu sepanjang hidupnya tak pernah terlambat, kecuali di hari ia berjanji dengan kita. Ia adalah seorang yang disiplin, berkomitmen tinggi, dan serius. Hanya saja di hari ketika ia berjanji bertemu, Ibunya sakit secara mendadak. Pekerjaan rumah mau tak mau mesti ia selesaikan, adik yang biasa diantar sekolah oleh Ibu, sekali itu dia yang mengantar. Maksudnya hendak meminta maaf atas keterlambatannya, tapi apa mau dikata, pulsa telepon habis, sementara uang hanya cukup untuk ongkos pergi-pulang. Maka terlambatlah ia hari itu.
Bukankah sering terjadi dalam hidup kita. Sekian SMS telah terkirim sejak berjam-jam, bahkan berhari-hari yang lalu. Namun SMS balasan tak kunjung ada. Padahal penting luar biasa balasan tersebut untuk kita. Kita pun mulai menduga-duga, bahwa orang yang kita nantikan balasannya tak cukup peduli pada kita, ia pastilah orang yang berlagak sok sibuk sampai-sampai tak punya waktu membalas SMS kita. Dan kita tidak merasa perlu lagi untuk menanyakan alasan yang sebenarnya. 
Bagaimana jika ternyata, orang yang kita nantikan balasannya itu tengah berada di daerah antah berantah, di mana sinyal telepon seluler tidak bisa diandalkan. Atau bagaimana jika ternyata, ia tengah berada dalam perjalanan berhari-hari, dan ponselnya kehabisan baterai di saat yang tidak tepat. Atau bagaimana jika ternyata, ponselnya hilang dicuri orang. Atau bagaimana jika ternyata, ponselnya rusak sehingga tak bisa menerima pesan.
Bukankah sering terjadi dalam hidup kita. Pemimpin berganti, namun rasa-rasanya hadirnya tak kunjung memberi arti. Perubahan seolah hanya isapan jempol. Janji pun sekadar janji. Lalu berbekal berita-berita di televisi, kita berkeluh kesah dan melempar hujatan pada pemimpin negeri dengan judul menagih janji. Seolah harapan tiada lagi. Dan kita tidak merasa perlu lagi untuk mencari informasi yang akurat tentang kerja-kerjanya.
Bagaimana jika ternyata, pemimpin yang kita hujat adalah ia yang lambungnya jauh dari kasur empuknya. Di saat kita lelap, ialah orang yang paling memikirkan nasib kita. Di saat kita menjadi orang pertama yang percaya pada provokasi negatif, ialah orang pertama yang percaya bahwa harapan itu masih ada. Di saat kita menghujatnya, ialah orang yang paling keras usahanya untuk melayani  dan menyejahterakan kita. Di saat kita berpikir untuk menyerah, ialah orang yang paling optimis bahwa negeri ini bisa berubah dengan doa dan kerja keras.
Bukankah sering terjadi dalam hidup kita. Seorang kawan dekat bercerita tentang keburukan rekan kita. Kita pun dibuat benci pada rekan itu. Tak berhenti di situ. Kita pun ikut-ikutan menyebar kabar tentang keburukan sang rekan itu. Dan kita tidak merasa perlu lagi untuk mencari tahu kebenaran kabar itu. 
Bagaimana jika ternyata, rekan yang kita benci itu adalah seorang yang saleh lagi mulia hatinya. Setiap pagi ia berderma untuk sesama. Tiap siangnya ia bekerja mencari nafkah secara halal. Malam harinya ia bersujud memohon ampun dan bermunajat pada-Nya. Dan di salah satu doanya, ternyata tercantum nama kita. Semoga Allah memuliakan kita, katanya.
Sungguh, betapa banyak kemungkinan yang berpeluang terjadi dari suatu peristiwa yang kita alami sehari-hari. Baik maupun buruk. Kita tahu bahwa kita selalu bisa memilih untuk menduga kemungkinan mana yang paling besar peluangnya. Namun kadang kita lupa, bahwa sesuatu baru dikatakan sebagai kebenaran jika memang telah terbukti melalui cara dan prosedur yang benar pula. Kita pun kadang alpa untuk mendahulukan kemungkinan-kemungkinan yang baik di atas kemungkinan yang buruk.
Dengarlah. Alangkah indah cara Allah mengingatkan kita untuk mendahulukan prasangka baik sebelum prasangka buruk :

"Jauhilah banyak prasangka buruk. Kebanyakan prasangka buruk itu dosa. Jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing orang lain" 
(QS 49 : 12)
Alangkah indah pula saran dari Allah agar kita terhindar dari prasangka buruk itu :
Jika orang fasik datang kepadamu membawa berita, periksalah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan orang lain karena kecerobohanmu
(QS 49 : 6)
Betapa pun banyak hal yang membuat kita pantas berprasangka buruk, pasti ada satu prasangka baik. Berpihak pada prasangka baik selalu jauh lebih baik dan berpahala ketimbang berpihak pada prasangka buruk.
Betapa pun banyak orang beropini tentang seseorang atau sesuatu, bukan berarti opini mereka patut kita anggap benar. Opini adalah pemikiran subjektif, dibuat atas dasar pengetahuan, tendensi, kebutuhan, dan kepentingan yang bersangkutan. Sementara kebenaran adalah sesuatu yang objektif, tidak terikat pada penilaian seseorang, tidak pula terkait dengan kepentingan tertentu.
Bukan karena kita pikir sesuatu itu benar maka ia menjadi benar. Bukan karena banyak orang berkata itu benar maka ia menjadi benar. Bukan karena tiada orang berkata itu benar maka kebenarannya menjadi sirna. Tidak semua informasi mengandung kebenaran.
Namun demikian, kebenaran itu ada. Maka carilah kebenaran itu, meski harus melawan opini banyak orang, meski harus bersusah payah menggali ke dasar bumi, meski harus berlelah-lelah mengejar ke ujung dunia. Hauslah pada ilmu. Agar kita tak puas dengan pengetahuan yang terbatas dan tak jelas sumbernya. Rendah hatilah pada kebenaran. Karena hati yang merendah bisa lebih jelas melihat kebenaran. Mintalah agar diberi petunjuk pada kebenaran, karena kebenaran sejatinya adalah milik Dia Yang Maha Benar.

Jangan bosan mencari. Karena tugas kita bukanlah setia pada opini atau prasangka. Tugas kita adalah setia pada kebenaran.

"Ya Tuhanku, tunjukkanlah pada kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah pada kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya"

TENTANG KESEIMBANGAN

Cinta tidak melulu soal berapa banyak kesamaan yang kita punya. Cinta juga tidak melulu soal berapa banyak perbedaan yang ada di antara kita. Cinta adalah tentang keseimbangan.
Ketika kau terlalu cepat berlari sampai-sampai kau lupa pada dirimu sendiri, aku akan selalu ada untuk menjadi rem buatmu. Ketika kau terlalu lama kedinginan dalam pikiran yang mendung sampai-sampai kau lupa pada hakmu untuk bahagia, aku akan selalu ada untuk menjadi mentari bagimu. Ketika kau kelelahan mengikuti irama kehidupan dalam dunia yang berputar kian cepat ini, aku akan selalu ada untuk menjadi sandaran jiwamu.
Di titik di mana dunia kita berdua berjalan seimbang, di situlah aku merasa hidupku lengkap. Di titik di mana dunia kita berdua berjalan seimbang, di situlah aku merasa jiwaku lapang. Di titik di mana dunia kita berdua berjalan seimbang, di situlah aku merasa sakinah. Sakinah dalam genggaman tanganmu.

MENCERITAKAN CINTA

Kita sering menyaksikan cerita cinta dari banyak orang dengan berbagai bahasa dari masa ke masa. Tak peduli seperti apa permulaan dan akhirnya, melibatkan siapa dengan siapa, tetaplah semua itu adalah cerita tentang cinta. Jumlahnya bermiliar-miliar, dan akan selalu bertambah setiap harinya selama hati manusia masih bisa mengenali cinta.
Dari sekian banyak cerita-cerita itu, ada cerita yang kita tak suka. Ada pula yang kita sukai—dengan berbagai alasan yang beragam tentunya. Dengan alasan suka maupun tidak suka, terkadang kita masuk terlalu jauh dalam cerita-cerita itu. Sehingga kita mulai membanding-bandingkan apa yang ada pada cerita itu dengan hidup kita sendiri.
Kita ingat kembali saat kisah cinta Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta menjadi sangat booming di kalangan pemuda dan pemudi Indonesia. Betapa banyak lelaki yang berharap dirinya dipertemukan dengan perempuan secantik dan seshalihah Aisyah. Tak sedikit pula perempuan yang bermimpi dapat bersanding dengan pria sesempurna Fahri.
Hal yang sama kurang lebih terjadi saat buku Habibie & Ainun karya Pak Habibie difilmkan. Pasangan kekasih mana yang tidak ingin cerita cintanya seindah cerita itu? Atau bagi yang belum berpasangan, siapa yang tak ingin memiliki pasangan dengan kesetiaan sampai mati seperti itu?
Ketika kita suka pada cerita cinta tertentu dan masuk terlalu dalam pada kisah itu, kita cenderung untuk membandingkannya dengan cerita cinta kita sendiri. Kita mulai berandai-andai, jika saja cerita kita seindah cerita itu. Andai saja kita dipertemukan dengan seseorang yang mirip dengan tokoh dalam cerita itu. Harapan-harapan pun bermekaran di sini. Cita-cita pun ditetapkan di sini. Kriteria-kriteria tertentu pun terilhami dari cerita itu.
Kita menjadi sangat menikmati setiap detil ceritanya, sampai  terkadang membiarkan diri kita terbawa arus romantisme yang kita tidak tahu akan bermuara di mana. Istilah galau barangkali muncul dengan frekuensi tinggi di sini. Membuat kita larut dalam pikiran kita sendiri yang telah termanipulasi oleh drama-drama romantis.
Kita lalu terlalu sibuk membanding-bandingkan cerita cinta kita dengan cerita cinta yang kita anggap ideal. Sampai kita menjadi lupa pada karakter utama cinta yang seharusnya membahagiakan. Alih-alih bahagia, kita justru terlampau sempit memaknai cinta karena ketidaksesuaian realita dengan idealisme yang akhirnya membuat kita dirundung nestapa.
Kita terlalu asyik berandai-andai tentang apa yang belum kita miliki. Kita lengah dan berpikir bahwa cinta hanya memiliki satu pintu. Dan karena kita tidak memiliki kunci pintu itu, kita merasa tidak akan pernah bisa meraih cinta.
Padahal cinta adalah ruang dengan berjuta pintu, yang mana setiap kita telah dianugerahi satu kunci untuk membuka salah satu pintu itu. Kita lupa bahwa tidak ada eksklusivisme dalam cinta. Semua boleh berpesta menikmati cinta. Semua boleh jatuh bangun menemukan cinta. Semua boleh tergila-gila karena cinta.
Kita berpikir bahwa cinta adalah semacam rumus pasti. Yang jika tidak ada x, maka tidak ada y. Padahal cinta adalah urusan yang tak lebih pasti dari kematian. Semuanya serba mungkin. Semuanya berpeluang. Karena kita tidak sepenuhnya mengetahui masa depan.
Tidak ada yang salah dengan cerita cinta. Bagaimana pun, cinta adalah inti kehidupan. Bagaimana pun, kehidupan manusia bermula dari cerita cinta dari dua insan mulia, Adam dan Hawa. Bagaimana pun, pembunuhan pertama yang dilakukan manusia pun bermula karena cerita cinta yang rumit  antara Habil, Qabil, dan Iklima. Cerita cinta akan ada selama hati manusia mengenalinya. 
Jumlah cerita cinta bermiliar-miliar banyaknya. Membaca dan menyaksikannya memang tak membuat bosan. Setiap cerita cinta memberi pesan berharga. Namun yang menjadi soal adalah, kadang kita masuk terlalu dalam pada cerita-cerita itu dan kita mulai membanding-bandingkan cerita kita dengan cerita tersebut.
Kebahagiaan tidak bisa hadir pada jiwa mereka yang selalu membanding-bandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Sebaliknya, kebahagiaan hadir tanpa diundang pada jiwa-jiwa yang senantiasa menerima hidup sebagai hadiah dan bersyukur atasnya.
Setiap cerita cinta memiliki tantangan yang berbeda. Jangan pernah bermimpi untuk menjadi orang lain. Biarkan semua orang berkisah tentang cintanya masing-masing.
Nikmati perjalanan cintamu dengan penuh kebahagiaan dan keyakinan. Tuliskan cerita cintamu sendiri, ciptakan kebahagiaanmu sendiri.
Jika ada cerita cinta yang membuatmu terpesona, pastikan cerita cintamu sendiri ada pada halaman pertamanya.
__________________________________
Termasuk ketika membaca cerita-cerita cinta dari teman-teman kita, pastikan jiwa kita tetap berada kukuh di tempatnya. Tidak terbawa arus, tidak menjadi lemah. 
Cinta adalah ruang dengan berjuta pintu. Setiap orang sangat mungkin memasukinya dari pintu yang berbeda-beda. Yang pasti, setiap orang telah dianugerahi kunci yang tepat untuk satu pintu. Karena semua orang berhak memiliki cerita cinta :)